Implementasi Qawaid Fiqhiyah dalam Fatwa-Fatwa Tarjih Muhammadiyah

Abstract

Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam yang berlandaskan kepada Al-Qur`an dan hadis Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi wa Sallam. Sepakat para ulama akan kehujjahan kedua sumber agama Islam tersebut. Dalam perkembangan penetapan Hukum Islam, ada sejumlah dalil-dalil yang menjadi sandaran seperti misalnya ijma`, qiyas, maslahah mursalah, dan sejumlah dalil lainnya. Pada perkembangan berikutnya, ulama merumuskan kaidah-kaidah fikih yang tentu saja digali dari nash-nash Al-Qur`an dan hadis untuk masalah-masalah yang muncul di masyarakat. Muncul karya-karya qawaid fiqhiyyah yang disusun oleh ulama fikih demi  memudahkan dalam isthimbath. Penerapan kaidah fikih oleh para ulama berlaku hingga dewasa ini tidak terkecuali adalah Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah. Dapat dicontohkan ketika Muhammadiyah lebih memilih metode hisab astronomi dalam menentukan awal bulan hijriyah, dalam fatwanya menjelaskan dengan argumen yang panjang lebar dan didukung dengan kaidah fikih “al-hukmu yadur ma`a al-`illah wujudanwa `Andaman”.